Kamis, 19 April 2012

Mencetak Generasi Qurotaayun

QS Al Kahfi 46

Artinya :
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Kamis, 12 April 2012

Sejenak...., Renungan Para Muslimah







Ukhti Al-Muslimah ….. !
Wahai wanita yang tunduk di depan kekafiran, berkata : “Kamu adalah wanita terpelajar. Diantara kami ada seorang dokter, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen yang mengajar di negeri kalian. Islam tak pernah melarang sedikitpun hal itu, tak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan wanita. Senangkah anda pada kami ? Jawaban kami cukup menyitir Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” (QS. Al-Baqorah: 120).

Mereka berkata: “Cukup bagi saya dengan keIslamanmu terbatas pada ibadat ritual semata. Adapun ilmu anda, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan dunia anda, wajiblah kamu mengikuti cara kami (kaum kafir)”

Sungguh telah nyata sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kamu akan mengikuti cara orang-orang sebelummu, sedikit demi sedikit, hingga andaikan mereka memasuki lobang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata : Apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani ?, jawab Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Muslim)

Ukhti Al-Muslimah ……. !
Kamu seharusnya memperhatikan pakaianmu dan berbuat serta wajib memiliki kepribadian Islam sebagaimana apa yang kamu dengar, lihat dan baca (ajaran Islam).

Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair Arab:
“Wahai kamu yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah kamu lakukan. Apakah kamu mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi. Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya, sebab kamu disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.”

Ukhti Al-Muslimah …….. !
Jadikan Khodijah, suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.
Jadikan Aisyah, tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir, suri tauladan anti dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.

Wahai Ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair Arab:
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan, berarti anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.

Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram, ia akan berdaun rindang. Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar berbobot sepanjang masa.”

Ukhti Al-Muslimah …….. !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar ?. Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaanmu terhadap wanita ?. Masihkah kamu temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu ?.

Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekkan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan kamu adalah sebuah barang yang sudah habis masa pakainya ( kata pepatah : habis manis sepah dibuang).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin. Wallahu 'Alam


Tatkala Bumi Berguncang & Air Melanda





Hatipun tersentak tak bergeming. bumi digetarkan, air ditumpahkan dari langit dan lautan, dataran diratakan. Ada apa dengan bumi ini!?. Mereka (bumi, langit dan lautan) berkhidmat mentaati perintah Tuhannya Alloh Ta'ala, sebagai cobaan, sebagai peringatan bagi penduduk bumi ini. Tua renta, muda belia, laki-laki, wanita, yang sakit, yang sehat, sipil, polisi sampai tentara, dari penjahat sampai pejabat, dari pendosa sampai alim agama. Hanya dalam sekali hentakan. Sebagai cobaan bagi mereka yang ditinggalkan, sebagai peringatan bagi mereka yang menyaksikan. Allah mempunyai banyak cara untuk mengambil apa yang memang menjadi milik-Nya. Kapanpun Dia mau, siapapun yang Dia inginkan. Tidaklah keadaan kita melainkan hanya menanti giliran. Dan ketika saat itu terjadi, tak ada satu makhlukpun yang dapat lari dari ketentuan-Nya.

Tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana dia akan mati. Sebagaimana tak ada seorangpun yang tahu kemana dia akan kembali. ke neraka tempat siksaan tiada henti? Atau ke surga dalam kenikmatan abadi?

Masa lalu sudah tak akan pernah kembali. Masa depan juga terlalu tak pasti. Hanya hari ini...saat ini....yang masih kita miliki. Semoga Alloh memberikan kesabaran bagi kita dan memberikan ganti yang lebih baik dari yang telah hilang. Semoga Alloh mengampuni semua orang islam yang masih hidup ataupun yang telah tiada.

Saat ini kaum muslimin banyak sekali mendapatkan musibah, mulai dari pembunuhan, pembantaian, hingga gempa bumi yang melanda mulai dari Aceh sampai ke Yogayakarta. Gelombang tsunami yang dasyat pun berlangsung di beberapa daerah, yang telah memakan korban jiwa yang banyak. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.

Sebagai saudara sesama muslim kita patut prihatin atas musibah tersebut. Mari, kita menghadapi musuibah ini dengan penuh kesabaran dan bertawakal kepada Allah. Sungguh, Allah ta’ala telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk mereka.
Lalu Alloh membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada mereka. Alloh menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, siapa di antara mereka yang terbaik amalannya. Alloh juga menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah satu rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan di bumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Allah Ta’ala.

Lebih jauh lagi, dunia ini sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. .” (QS. Al-Baqarah: 155)

Berbagai musibah diatas adalah batu ujian, untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang salah. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS. Al-Ankabut: 2)

Jiwa manusia itu hanya dapat menjadi suci, setelah ditempa. Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. Ibnul Jauzi mengungkapkan:  “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Allah.”

Setiap orang pasti akan merasakan susah, mukmin maupun kafir dimanapun dia berada. Hidup ini memang dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah seseorang membayangkan bahwa dirinya akan terbebas dari kesusahan dan cobaan.

Cobaan adalah lawan dari tujuan dan memang bertentangan dengan angan-angan dan kesenangan menikmati kelezatan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (QS. Al-A’raaf: 168)

Allah tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang tertimpa musibah, melainkan karena Allah akan memberimu sesuatu yang lain. Allah hanya mengujimu, untuk memberikan keselamatan kepadamu. Allah hanya memberimu cobaan, untuk membersihkan dirimu. Selama masih ada umur, rezeki pasti akan datang. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Tidak ada yang melata di bumi ini melainkan rezekinya ada di sisi Allah.” (QS. Huud: 6)

Saad bin Abi Waqqash mengungkapkan: “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berurut menurut tingkat keshalih-annya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringkankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun.” (HR: Al-Bukhari).

Ingatlah wahai saudaraku, Allah tidaklah menghancurkan sebuah umat, kecuali di dalamnya banyak terdapat pelaku maksiat dan sedikit pelaku ketaatan. Dan, adakalanya kemaksiatan yang dilakukan oleh seserang dapat menghancurkan umat seluruhnya, sebagaimana Allah telah menghancukran kaum Tsamud, karena salah seorang dari mreka telah membunuh unta yang dilarang dibunuh. Begitu pula yang terjadi pada Bani Israel, mereka ditimpa musibah penyakit pes yang menyebar karena sebagainnya terjerumus ke dalam perzinaan. Allah Ta’ala berfirman tentang kehancuran umat, yang artinya: "Maka, masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang mengainaya dirinya." (QS. Al-Ankabut: 40)

Mari kita bantu saudara-saudara kita dengan sekuat kemampuan kita, baik dengan menyumbangkan sebagian harta kita,  ataupun mendoakan agar mereka senantiasa diberikan kekuatan, ketabahan serta kesabaran. Amin

Rabu, 11 April 2012

Alif Community Proudly Present



Ikutilah.... PELATIHAN QSHOS 2 (Quantum sholat Holistik)
Dengan Tema "Agar sholat kita benar secara syari'at, khusyu', sehat jasmani & rohani, bermakna serta bermanfa'at Dunia-Akhirat"

Dengan Pemateri: Ust. Abdul Wahab S.H & Ust Ayum Lesmana, S.Pd

dapatkan materi luar biasa seputar:
~ Quantum Pernafasan
~Tafhahum Al-Quran
~ Quantum Wudhu & sholat Nabi Muhammad SAW
~ Fiqh Sholat 4 Madzhab
~keajaiban gerakan sholat & praktek sholat khusyu'

acara akan dilaksanakan pada:
Ahad/Minggu, Tanggal 20 Mei 2012
waktu : 08.00-17.00WIB
tempat: Masjid Taqwa METRO PUSAT

Daftarkan Diri anda dg cara ketik : QSHOS_NAMA_ALAMAT, kirim ke 085769459971
sebelum tanggal 18 mei 2012.
Dengan Kontribusi hanya Rp. 50.000 rupiah, dapatkan fasilitas berupa:

~ Snack, Lunch, sertifikat, Modul Pelatihan, CD (keajaiban wudhu & Quantum gerakan sholat)
Doorprize & ILMU SEPANJANG HAYAT!!

Daftarkan Diri Anda sekarang juga karna peserta terbatas hanya untuk 200 orang!!!!

PELATIHAN Q-SHOS 2 Presented by:

Alif Community (Lampung) & Yayasan Darussalam Indonesia (Jakarta)

Menangisi Kematian Dalam Tinjauan Islam






Dari Jabir bin Abdullah radhiallaahuanhu  ia pernah berkata: Pada peperangan Uhud ayahku terbunuh, akupun menyingkap kain dari wajahnya dan menangis. Orang-orang melarangku namun Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak melarang, kemudian bibiku Fathimah ikut menangis lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: "Engkau tangisi atau tidak malaikat akan terus menaunginya dengan sayap-sayap mereka sampai kalian mengusungnya." (Muttafaq 'alaih).

Kemudian dari Ibnu Umar radhiallaahuanhu diriwayatkan bahwa ia berkata: "Saad bin Ubadah pernah sakit keras. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang menjenguknya bersama Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash serta Abdullah bin Mas'ud radhiallaahu anhu. Ketika beliau masuk Saad sudah dikerubungi keluarganya, beliau lalu bertanya: "Apakah ia sudah tiada?" mereka menjawab: "Belum wahai Rasululloh. "Maka beliaupun menangis dan ketika orang-orang melihat Nabi menangis merekapun menangis. Beliau bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya Alloh itu tidak menyiksa karena tetesan air mata kesedihan hati, tetapi Allah hanya akan menyiksa karena ini, (beliau menunjuk kearah lidahnya) atau Allah akan mengampuninya." (HR. Al-Bukhari)

Sementara itu shahabat Anas bin Malik radhiallaahu anhu juga pernah meriwayatkan ketika putra Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Ibrahim akan meninggal, ia datang menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedangkan Ibrahim nafasnya sudah terengah-engah, maka kedua mata beliaupun berlinang air mata. Dalam riwayat lain disebutkan beliau mengambilnya dan meletakkannya di atas pangkuan sambil berkata: "Wahai anakku! Aku tidak memiliki hak kuasa apapun yang dapat kuberikan kepadamu di sisi Alloh". Melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menangis, Abdurrahman bin Auf dan Anas lalu bertanya: "Wahai Rasululloh mengapa Anda menangis? Bukankah Anda telah melarang menangis?' Beliau menjawab : "Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya tangisan itu adalah rahmat, dan barangsiapa tidak memiliki kasih sayang maka ia tidak mendapatkan kasih sayang", kemudian beliau melanjutkan sabdanya: " Sesungguhnya mata bisa berlinang, hati juga bisa berduka namun kita hanya bisa mengucapkan yang diridhai Rabb kita. Wahai Ibrahim, sungguh kami sangat bermuram durja karena berpisah denganmu." (HR. Al-Bukhari dan Mus-lim)

Dalam riwayat lain Anas menutur-kan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, yang artinya: "Zaid mengambil panji peperangan kaum muslimin kemudian ia terbunuh, lalu panji diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah dan iapun terbunuh, kemudian diambil alih lagi oleh Ja'far dan ia juga terbunuh." Kedua mata Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berlinang air mata. Setelah itu panji diambil alih oleh Khalid bin Walid tanpa adanya penyerahan sebelumnya, namun melalui tangannya Alloh Subhannahu wa Ta'ala memberi kemenangan." (HR Al Bukhari).

Dalam riwayat Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa ketika Zainab putri Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat maka sebagian kaum wanita ada yang menangis, maka ketika Umar radhiallaahu anhu mau memukul para wanita itu dengan cemetinya, Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mencegahnya kemudian beliau bersabda, yang artinya: "Sabar wahai Umar! Kemudian kalian semua para wanita hendaklah berhati-hati terhadap teriakan setan!" Beliau lalu melanjutkan sabda-nya, artinya: "Apabila hanya berasal dari mata dan hati maka itu dari Alloh dan merupakan rahmat, namun jika itu dari tangan dan mulut maka ia dari setan." (HR. Ahmad)

Aisyah Radhiallaahu anha pernah meriwayatkan bahwa ketika Sa'ad bin Muadz meninggal, Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar dan Umar melayatnya. Aisyah berkata: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku bisa membedakan antara tangisan Abu Bakar dengan tangisan Umar sementara aku berada di kamarku." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).

Ada riwayat lain tentang kisah meninggalnya putra Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang bernama Ibrahim, yakni sebagaimana disampaikan oleh Asma' binti Yazid Radhiallaahu anha, dia bercerita: "Ketika Ibrahim putra Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat, beliau menangis. Kemudian Abu bakar -atau mungkin Umar- bertanya: "Wahai Rasulullah, Engkau adalah orang yang paling berhak untuk dimuliakan haknya oleh Allah." Maka beliau bersabda: "Mata bisa menangis, hati boleh bersedih, namun kita hanya mengucapkan yang diridhai Ilahi. Kalaulah bukan janji yang benar, tempat kembali yang sempurna dan akherat yang pasti datang setelah berlalunya dunia, pasti kami sudah mendapatkan hal yang paling berat dengan kepergianmu. Sungguh kami amat berduka karenamu." (HR. Ibnu Majah)

Dalil-dalil di atas merupakan alasan bagi mereka yang membolehkan menangis atas orang yang akan meninggal maupun yang telah meninggal. Demikian pendapat madzhab Ahmad bin Hambal dan Abu Hanifah. Sedangkan Imam Syafi'i dan banyak kalangan shahabat melarang menangisi mayit setelah meninggalnya, dan membolehkan menangis ketika belum meninggal. Alasan yang digunakan adalah riwayat Jabir bin Atik radhiallaahu anhu, ketika Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjenguk Abdullah bin Tsabit Radhiallaahu anhu beliau mendapatinya sudah hampir meninggal dunia. Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggilnya namun Abdullah sudah tidak menjawab lagi, kemudian beliau mengucap istirja' (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un) seraya bersabda, yang artinya: "Kami terlambat mendatangimu wahai Abu Rabi." Maka kalangan wanitapun menangis, dan Ibnu Atik berusaha untuk mendiamkan mereka, namun Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, artinya: "Biarkan saja mereka. Apabila datang kepastian maka janganlah ada yang menangis lagi." Ibnu Atik bertanya: "Apa kepastian itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Kematian" (HR. Ahmad dan Abu Dawud, hadits ini sesuai lafazh Abu Dawud). Ini menujukkan larangan menangisi orang yang telah meninggal dan kebolehannya sebelun meninggal. Larangan tersebut diperkuat dengan hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya orang meninggal akan tersiksa oleh tangisan keluarganya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kata al-mayit di sini menunjukkan bahwa ia telah meninggal dunia karena orang yang belum meninggal tidak bisa dikatakan sebagai mayit.

Selain itu Ibnu Umar Radhiallaahu anhu juga meriwayatkan bahwa ketika Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang dari Uhud pernah mendengar kalangan wanita dari Bani Asyhal menangisi orang yang meninggal, maka beliau bersabda: "Tetapi Hamzah tidak ada yang menangisinya." Maka datanglah kalangan wanita dari Al-Anshar lalu menangisi Hamzah di sisi Nabi. Maka Rasululloh bangkit dan bersabda, artinya: "Celaka mereka, mengapa mereka menangis di sini, sungguh mereka telah membikin susah diri sendiri. Suruh mereka semua pulang kemudian janganlah mereka menangisi orang yang meninggal setelah hari ini." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Bagaimana kita menyikapi masalah ini?
Kedua pendapat di atas sama-sama menyampaikan dalil dan alasan yang shahih, oleh karena itu kita tetap harus menerimanya tanpa menyalahkan pihak manapun. Mereka adalah para imam mujtahid yang sudah diakui kredibilitasnya. Yang terpenting kita bisa me-nempatkan masalah ini sesuai porsinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya menangisi orang yang meninggal tidaklah mengapa baik itu sebelum meninggal maupun setelahnya dengan syarat bahwa tangisan tersebut masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh syariat. Yaitu tidak disertai dengan teriakan-teriakan atau raungan, ratapan, memukul wajah, merobek pakaian dan sikap-sikap lain yang disebut oleh Nabi berasal dari syetan. Ia hanya sekedar ungkapan rasa sedih dalam hati kemudian diiringi tetesan air mata atau isakan yang tidak ada unsur tidak ridha atau menolak takdir Alloh. Adapun dalil tentang larangan menangis yang dikemukakan kita pahami sebagai larangan dari tangisan yang disertai ratapan serta sikap-sikap sebagaimana yang telah disebutkan. Hal ini juga diperkuat dengan riwayat lain yang menyebutkan bahwa sesungguhnya mayit itu akan tersiksa disebabkan ratapan keluarganya , di samping yang menggunakan lafazh tangisan.

Hanya saja perlu dicatat bahwa kesedihan itu tidaklah diperintahkan meski dibolehkan dan jika kesedihan itu menjurus kepada kelemahan hati dan menjauhkan dari melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya maka ia adalah tercela. Sebaliknya jika kesedihan itu diiringi dengan perbuatan-perbuatan terpuji yang mengandung pahala maka ia menjadi perbuatan terpuji, hanya saja pahala tersebut bukan disebabkan kesedihan itu namun karena perbuatan baik yang ia kerjakan. Dalam banyak ayat Alloh menyuruh kita agar jangan bersedih seperti dalam firman-Nya, yang artinya: "Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya)." (QS.Ali Imran: 139). Dan masih banyak ayat-ayat lain yang senada dengan ayat di atas. Wallahu a'lam.

(Sumber Rujukan: Shohih Bukhori, Musnad Imam Ahmad, dan lain-lain)

Kiamat Sangatlah Dekat dengan Kehidupan ini






Waktu antara diutusnya Nabi kita Muhammad sholallohu alaihi wasalam dengan hari kiamat sangatlah dekat. Demikian pemberitaan dari nabi sendiri, yang menyadarkan kita agar lebih bergegas dan bersiap dalam membawa perbekalan untuk menyongsongnya. Meski banyak yang sepakat bahwa kiamat memang dekat, namun mayoritas kita sering tak sadar atau berpura tak sadar, bahkan larut dalam berbagai perhiasan dunia yang melalaikan.

Sejenak, mari kita kembali membaca dan menyaksikan beberapa bukti konkret tanda kedekatan hari kiamat. Agar hati kembali tersadar bahwa masa itu memang telah dekat, semakin dekat menjelang. Mengakhiri sebuah kehidupan peradaban manusia di dunia menuju sebuah kehidupan panjang, kekal dan abadi. kehidupan akhirat. Sebagai sebuah peringatan yang nyata bagi setiap yang memiliki akal fikiran.
Diantara tanda kiamat yang diberitakan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasalam yang kini telah nyata di depan mata kita adalah " Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya kiamat adalah jika ilmu(agama) diangkat/hilang, kebodohan dikukuhkan , khamr/minuman keras diminum dan perzinaan tampak nyata" (HR Bukari, muslim dan ahmad)

Tanda ini dikategorikan dalam tanda kiamat sughra (kecil) bukan tanda kubra. Namun bukan berarti memberikan kesempatan bagi kita untuk bersantai dan bernafas panjang, dan mengatakan "kiamat masih jauh". Bahkan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita bahwa apa yang diberitakan nabi haq (benar) adanya. Maka kabar-nabi yang lain pun seperti kiamat besar dan syariat yang beliau bawa adalah benar pula adanya. Demikian semestinya seorang muslim berpandangan. Hal yang lain adalah tumbuhnya rasa syukur pada diri kita, karena Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk membenahi lembaran kehidupan kita, menuliskan catatan kebaikan dalam buku kehidupan kita. Masih ada kesempatan untuk bertaubat kepada Allah Yang Ghafuur (Maha pengampun) dan Rahiim (maha pengasih).

Di zaman ini, selaras dengan sabda Nabi semakin minim ilmu dien. Semakin sedikit para penyandang ilmu syar'i yaitu para ulama di muka bumi. Satu demi satu dipanggil oleh Allah ke sisi-Nya. Tak lekang dari ingatan kita meninggalnya para ulama besar Islam beberapa waktu belakangan, seperti Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz, Syaikh Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin. Konsekwensinya, manusia semakin jauh dari agama Islam. Kebodohan pun meraja-lela di seluruh penjuru bumi kecuali yang dirahmati oleh Allah azza wa jalla. Orang pun berbuat sekehendaknya menuruti bujuk rayu syaitan, memperturutkan nafsu syahwat keduniaan.

Layak bila kemudian khamar bertebaran, perzinaan meluas. Khamr dinamai dengan nama yang lain, beragam sesuai kelas pencandunya. Sabu- sabu adalah satu contohnya. Berapa banyak pemuda islam yang mengkonsumsi, meski Cuma sekali-dua kali atau jadi kebutuhan primernya, naudzubillah min dzalik. Khamar kini dijual bebas di berbagai penjuru, di toko, restoran, hotel, klub atau diecerkan di warung-warung kecil. Dulu mungkin orang risih melihatnya, atau yang jual malu dengan orang, namun kini tak ada lagi kata malu dan risih. Orang yang menenggak bir pun kini tak ragu lagi, cuek. orang lain pun tak peduli dan berucap yang penting tidak mengganggu kita. Innalillahi wa inna ilaihi raa jiun

Perzinaan pun kini menyebar. Sarana dan prasarana semakin lengkap, canggih, bebas, dan berkelas-kelas. Begitu mudahnya diperoleh di pelosok-pelosok, di pinggir jalan dan tempat-tempat yang lain. Pergaulan para pemuda pun penuh dengan muatan perzinaan. Muda-mudi bergaul dengan bebasnya, tanpa batas yang jelas. Perzinaan kini terasa menjadi hal yang tidak asing bagi telinga manusia. Untuk selanjutnya menjadi hal yang dilegalkan , naudzubillah. sebaliknya, menjadi hal yang aneh bila ada anak muda yang nikah di masa muda mereka tanpa mau ikut bergaul bebas seperti pemuda yang lain.inilah keadaan memprihatinkan yang dikabarkan oleh rasul kita sebagai salah satu tanda hari kiamat. Suka kah kita dengan kemungkaran yang seperti ini ? bila tidak, mari kita ikut ambil bagian memperbaiki kondisi ini !

Tanda kiamat lain yang diberitakan oleh nabi kita adalah 'tersianya amanah. Ini dalam sabda nabi Muhammad sholallohu alaihi wasalam ketika beliau ditanya  "wahai rasulullah, kapan kiamat itu / rasululah menjawab" jika amanah telah disia-siakan tunggulah datangnya kiamat, orang itu berkata "bagaimana menyia-nyiakannya" nabi bersabda "apabila perkara sudah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat"

Dan ini terjadi ketika kebodohan merata dan menjadi hal yang lumrah.Amanah yang dimaksud diantaranya dalam perkara yang berkaitan dengan agama seperti khilafah, pemerintahan, hukum fatwa dan lain-lain. Mata kepala kita pun menyaksikan dengan jelas realita dari tanda ini. Betapa banyak manusia di zaman ini yang berbicara dan berfatwa tanpa ilmu. Diulama'kan padahal bukan ulama. Dan juga diserahkannya kepemimpinan bukan pada orang yang sesuai sungguh sebuah musibah yang luar biasa. Ini beberapa tanda dari kedekatan hari kiamat, dan memang ia semakin mendekat.

Selasa, 10 April 2012

Bangsaku, Kembalilah Kepada Islam

***

Sejak akhir 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik yang parah. Hanya dalam tempo kurang dari satu tahun nilai rupiah terhadap dollar jatuh hingga 5 sampai 6 kali lipat. Jika kemarin Indonesia sanggup membayar utang luar negeri dalam waktu 20 tahun, berarti sekarang utang itu baru bisa dilunasi seratus tahun lagi! Dua atau tiga generasi mendatang utang itu belum akan terlunasi. Betapa sengsaranya nasib bangsa Indonesia. Dalam kondisi tertekan seperti ini, kebijakan para pemimpin negara berkembang seringkali bersifat pragmatis, yaitu memilih yang paling menguntungkan dirinya sendiri. Akhirnya mereka membebek saja terhadap semua kehendak dan kemauan barat. Hanya sedikit pemimpin yang memiliki karakter, jiwa besar, dan semangat tinggi untuk membawa bangsanya ke arah kemajuan yang tidak berorientasi ke Timur maupun ke Barat. Ia mampu menggelorakan semangat kembali kepada nilai-nilai dasar yang paling asasi, yaitu agama yang dianut dan dipeluknya selama ini.

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya menyatakan bahwa secara psikologis terdapat kecenderungan negara terbelakang meniru apa saja yang datang dari negara yang dianggapnya lebih maju. Dalam konteks sekarang, karena yang dianggap negara maju adalah barat, maka apa saja yang datang dari barat mesti ditiru dan dijadikan model. Dalam perpolitikan misalnya, maka sistem politik yang paling dianggap ideal sekarang ini adalah yang datang dari barat. Akhirnya liberalisme, yang memberi porsi sangat besar kepada individu, menjadi model bagi semua negara berkembang. 'Kebebasan' dalam arti serba-boleh menjadi bagian terpenting dari trend tuntutan mereka di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Begitu juga dalam urusan ekonomi. Liberalisme ekonomi seakan menjadi satu-satunya pilihan, sekalipun negara-negara berkembang kini telah dihajar habis-habisan oleh barat. Bertahun-tahun Indonesia membangun negaranya dengan pengorbanan rakyat yang luar biasa besarnya, tapi hasil pembangunan itu bisa dimusnahkan dalam waktu sekejap saja. Betapa mudahnya barat menghancurkan perekonomian suatu negara. Krisis yang terjadi di Indonesia, selain karena kesalahan dari dalam, tidak lepas dari rekayasa mereka. Tapi dasar nasib negara-negara berkembang yang secara psikologis memiliki mental rendah, maka jiwa budaknya selalu tampil membela tuannya. Biarpun sepatu tuannya sudah menempel di pipinya, mereka masih bertanya, 'apakah sepatu tuan bisa kami bersihkan ?'

Indonesia harus berani bersikap tegas dalam urusan ini. Jangan sampai latah mengikuti barat secara membabi-buta. Yang perlu disadari bahwa peradaban barat itu bukan peradaban dunia. Sejarah barat bukanlah sejarah dunia. Pola pikir dan ideologi barat bukan sumber inspirasi dalam menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Barat mempunyai ideologi, Islam juga punya. Barat memiliki pola pikir dan pola sikap, Islam juga memilikinya. Sikap bangsa Indonesia dalam hal ini seharusnya : Biarkanlah barat hancur dengan ideologinya, sementara kita membangun peradaban dunia dengan nilai-nilai Islam saja. Dengan sikap yang tegas ini, tentu saja Barat tidak suka. Mereka akan berbuat macam-macam untuk membungkam mulut dan mematahkan langkah penentangnya. Mereka akan selalu berusaha membuat citra Indonesia buruk, lalu akan mengisolasi, menjatuhkan sanksi berupa embargo ekonomi, sampai kepada memboikot secara penuh. Mereka juga masih bisa menempuh jalur lebih keras, yakni kekuatan militer, yang tentu saja bisa menghancur-lumatkan sebuah negara berkembang.
Mereka kini telah menguasai hampir seluruh sumber daya yang ada. Ekonomi mereka kuasai secara penuh, informasi ada dalam genggamannya, politik ada di tangannya, demikian juga kekuatan militer. Siapa yang tidak 'keder' menghadapi mereka? Yang diperlukan sekarang ini adalah sosok pemimpin yang memiliki kepribadian utuh dan karakter yang kuat untuk membawa bangsa Indonesia keluar dari krisis tanpa harus membebek kepada barat. Indonesia butuh pemimpin sejenis Ayatullah Khomeini, yang berhasil mengenyahkan dominasi barat dan segenap penguasa-penguasa bonekanya. Indonesia membutuhkan pemimpin sekuat Saddam Hussein, yang mampu bertahan dari berbagai serbuan dan serangan barat, juga membutuhkan orang sejenis Fidel Castro, dan orang-orang yang berkarakter lainnya. Tentu saja bukan dalam arti Khomeini, Sadddam, dan Castro yang otoriter atau diktator, melainkan yang dibutuhkan adalah karakternya yang kuat dan kepribadiannya yang utuh agar bangsa ini menemukan kembali jati dirinya.
Jati diri bangsa Indonesia adalah Islam. Ini yang harus benar-benar dipahami oleh semua unsur bangsa. Sejak Sumpah Pemuda 1928, para pelopor bangsa telah berikrar bahwa bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia. Yang dimaksud di sini adalah Bahasa Melayu, yang notabene adalah simbol dari bahasa ummat Islam. Meski Sumpah Pemuda itu sendiri diikrarkan di tanah Jawa, mengapa mereka tidak menggunakan bahasa Jawa? Karena bahasa Jawa lebih banyak dipengaruhi unsur budaya Hindu, yang mengurangi persamaan derajat, sementara Bahasa Melayu lebih dipengaruhi unsur budaya Islam yang terbuka dan cenderung tidak membeda-bedakan. Karenanya, jika ummat Islam Indonesia kembali kepada Islam, pada dasarnya berarti telah kembali kepada asal yang sejati. Lihatlah perbendaharaan kata atau istilah yang dipakai untuk menamai lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi negara. Di sana ada Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, dan sebagainya. Semuanya menggambarkan nilai dan budaya Islam, karena majlis, diwan, maupun mahkamah memang merupakan bahasa Islam.
Kenapa setelah merdeka justru Indonesia berbelok arah, menghadapkan wajah ke barat dan ke timur? Kenapa tidak kembali ke Islam saja? "Kebajikan itu bukannya kamu menghadapkan wajah ke barat atau ke timur, tetapi al-birr itu siapa yang beriman kepada Allah, kepada hari akhir, kepada malaikat-Nya, dan kepada nabi-nabi..." (QS al-Baqarah: 177). Setelah lima puluh tahun merdeka, ternyata bangsa Indonesia masih harus terus-menerus melakukan coba-coba dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Masih tengok kanan tengok kiri mencari alternatif terbaik untuk membawa bangsa ini menuju cita-cita bersama. Dua pemimpin terdahulu bangsa Indonesia, Soekarno dan Soeharto, sama saja. Soekarno menengok ke timur (RRC) yang komunis, Soeharto ke barat.

Yang lebih parah lagi, kehidupan beragama menjadi begitu tertekan. Agama telah disejajarkan dengan nasionalisme dan komunisme. Lahirnya faham Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme) pada jaman Soekarno menjadikan kehidupan beragama meredup, bagai lentera yang kehabisan sumbu. Akhir dari episode itu adalah tumbangnya rezim Soekarno. Kemarahan rakyat tidak lagi bisa dibendung. Mereka menuntut agar Soekarno diadili di meja hijau dan semua harta kekayaannya dibekukan. Akhirnya Soekarno meninggal dunia semasa dalam tahanan atau isolasi, sebelum proses pengadilan itu sendiri berlangsung. Hal yang hampir sama terjadi pada saat ini, di mana Soeharto telah dipaksa mundur dan kekayaannya diusut. Hanya saja Soeharto masih hidup, dan tidak dalam tahanan. Antara Soekarno dan Soeharto mempunyai kesamaan nasib. Keduanya sama-sama diturunkan rakyat dari kursi kepresidenannya. Bedanya, Soekarno turun karena suatu 'revolusi', sedangkan Soeharto turun karena 'reformasi'.

Yang patut disesalkan, kenapa pada waktu revolusi dahulu, ketika terjadi pergantian pemimpin negara dari Soekarno ke Soeharto tidak terjadi revolusi ideologi. Sebab ideologi itu sendiri patut dipertanyakan bila pencetusnya sudah melanggar atau melenceng dari padanya, dan bahkan ingin mengubahnya. Hasil perenungannya itu bisa saja salah, karena manusia memang tidak lepas dari kesalahan. Tampilnya Soeharto ternyata mengulangi kesalahan yang sama. Ia tetap akan membungkus ideologi dunia yang lain dengan ideologi lokal hasil perenungan orang yang telah dinyatakan melenceng tersebut. Malah ternyata Soeharto bertindak lebih keras dan kejam lagi. Ada pemaksanaan secara sistematis untuk menjadikan ideologi itu sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk berorganisasi dan melakukan apa saja. Lahirlah P4 untuk masyarakat umum, dan pelajaran PMP untuk para pelajar di sekolah. Hal ini merupakan pemaksaan yang sangat sistematis dan rapi. Entah berapa biaya dan tenaga yang telah diboroskan untuk proyek besar yang mubazir ini, sampai-sampai ada biro khusus, malah terakhir ada menteri khusus untuk menanganinya. Asas tunggal yang dipaksakan ini telah membawa korban yang sangat besar dari ummat Islam.

Timbullah berbagai penolakan yang ujung-ujungnya adalah peristiwa tragis di Tanjung Priok, Jakarta. Beberapa organisasi Islam yang besar ikut-ikutan pecah. Demikian pula tokoh-tokoh ummat. Ada yang menerima, ada sebagian menolak. Mereka yang tidak menerima akan dicap ekstrem, fundamentalis, yang karenanya berhak dimusnahkan dari negara republik ini. Ada yang mereka lupakan, bahwa negara ini bukan milik seseorang. Negara ini tidak diwariskan dari nenek moyang mereka. Negara ini adalah bagian dari buminya Allah. Allah-lah yang paling berhak menempatkan seseorang di bagian bumi mana pun, di perut perempuan mana pun ia dikandung. Allah yang mempunyai hak penuh tentang hal ini. Oleh karenanya, Dia-lah yang mestinya ditanya, apakah orang-orang yang tidak menerima ideologi tertentu itu tidak berhak hidup di bumi-Nya? Jika tidak berhak, kirim saja ke neraka. Jika berhak, kenapa harus dikejar-kejar, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh? Ini suatu kezhaliman yang di luar batas kemanusiaaan. Orang-orang yang menolak semua ideologi buatan manusia, dan hanya mau menerima ajaran Alllah swt adalah orang yang paling berhak hidup di bumi, dan tentu saja yang paling berhak hidup di negeri ini. Merekalah orang-orang shalih yang kehadirannya ke dunia berperan untuk memakmurkan bumi, mensejahterakan alam, dan menegakkan sistem keadilan. Mereka berpihak kepada Allah, kepada hukum-Nya, dan kepada sistem kehidupan yang telah diciptakan-Nya.

Selama ini dikesankan bila orang mendasarkan perjuangannya kepada agama dicap sebagai SARA, sementara yang mendasarkan perjuangannya pada ideologi nasionalisme dianggap pejuang. Ini merupakan sikap yang sangat diskriminatif. Rupanya hal ini merupakan strategi rezim lama untuk meminggirkan peran ummat Islam di gelanggang nasional. Sekarang, apa hasilnya setelah Soeharto memaksakan kehendaknya dengan keharusan semua pihak untuk menerima asas tunggal? Dapatkah dengan pemaksaan seperti ini menjamin terpeliharanya integrasi nasional? Buktinya masalah Priok, Lampung dan Aceh masih belum selesai. Buktinya sampai sekarang masalah Timor Timur belum tuntas. Buktinya telah terjadi berbagai kerusuhan-kerusahan yang susul-menyusul di berbagai penjuru tanah air ini. Kenapa demikian? Karena Pancasila yang dijadikan landasan oleh rezim Soeharto tidak lain dari utak-atiknya sendiri. Ia, dengan dibantu para penasihatnya menafsirkan Pancasila tidak keluar dari dua ideologi besar, yaitu liberalisme dan sosialisme. Ada semacam sinkritisme ideologi, di mana Soeharto menerapkan liberalisme dalam ekonomi, sementara dalam politik ia tetap menggunakan cara-cara pendahulunya, yaitu sistem sosialisme. Dengan cara itu, rezim Soeharto mengontrol semua pusat-pusat kekuatan politik, sekaligus menguasai pilar-pilar ekonomi, yang dibangun atas dasar korupsi, kolusi dan kronisme. Ternyata apa yang dibangunnya selama ini telah menghancurkan dirinya sendiri. Tembok yang dibangun kuat-kuat itu telah menimpa dirinya sendiri.
Kini era reformasi telah datang, Soeharto juga sudah lengser atau bahkan longsor. Pertanyaannya, apakah kita akan tetap mengulangi kesalahan yang sama, yaitu hanya mengganti pemimpinnya saja? Jika jawaban kita "ya", sebaiknya kita ucapkan selamat tinggal pada reformasi. Percuma saja perjuangan reformasi itu, sebab dalam waktu dekat mereka yang menggantikannya akan mengulangi hal yang sama. Kita tinggal menunggu kapan saatnya bangsa ini hancur untuk ke sekian kalinya.

Info Kajian Buya Yahya



JADWAL PENGAJIAN RUTIAN BUYA YAHYA
YANG DI SIARKAN LANGSUNG DI RADIOQU 98.5 FM CIREBON
ISPIRASI SPIRIT HATI & ALIF STREAMING LAMPUNG

Hari
Kegiatan Acara
Tempat
Waktu
Setiap Ahad Pagi
Kajian Kitab Tajridus Shoreh & Riyadusholihin
Majelis Al-Bahjah Jl. P. Cakrabuana Sendang Sumber Cirebon
06.30-08.00 WIB
Setiap Senin Pagi
Belajar Bareng Buya Yahya & Ummi Fairuz
Studio RadioQu 98.5 FM Cirebon
05.30-07.00 WIB
Setiap Senin Malam Selasa
Kajian Kitab Sarah Hikam Karya Ibnu Atho'illah As-Sakandari
Masjid Raya At-Taqwa Alun-Alun Kota CIrebon
20.00-21.30 WIB
Setiap Selasa Pagi
Benang Merah "Kajian Halal Harom"
Studio RadioQu 98.5 FM Cirebon
05.30-07.00 WIB
Setiap Jum'at Pagi
RumahQu SurgaQu
Studio RadioQu 98.5 FM Cirebon
05.30-07.00 WIB
Setiap Sabtu Pagi
Kajian Tafsir AL-Qur'an
Majelis Al-Bahjah Jl. P. Cakrabuana Sendang Sumber Cirebon
06.30-08.00 WIB
Setiap Sabtu Malam Ahad
Kajian Kitab Minhajul Abidin
Masjid Raya Al-Mustaqim Weru, Plered-Cirebon
20.00-21.30 WIB



Selasa, 03 April 2012

Sedekah Menaungi Pemiliknya Di Hari Kiamat

Seorang muslim senantiasa khawatir akan nasibnya kelak di hari Kiamat atau hari Berbangkit. Sebab ia faham bahwa pada hari itu umat manusia bakal dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar sedangkan matahari berada sangat dekat dari kepala setiap orang.

Senin, 02 April 2012

Khanzab, setan spesialis shalat

Shalat adalah ibadah paling menentukan posisi seorang hamba di akhirat kelak. Jika shalatnya baik, maka baiklah nilai amal yang lain, begitu pula sebaliknya. Wajar jika iblis menugaskan tentara khususnya untuk menggarap proyek ini. Ada setan spesialis yang mengganggu orang shalat, menempuh segala cara agar shalat seorang hamba kosong dari nilai atau minimal rendah kualitasnya. Setan itu bernama
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India