Sabtu, 16 Juni 2012

Hikmah Luar Biasa di Balik Puasa Ramadhan


Di balik ujian menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu selama berpuasa di bulan Ramadhan, ternyata tersembul manfaat yang luar biasa bagi kesehatan.

Harits bin Kaldah, salah satu dokter yang terkenal dari Arab mengatakan, “Menjaga makan adalah obat dari penyakit. Sedangkan perut adalah sumber penyakit”.

Dengan berpuasa, otomatis perut terjaga dari asupan makanan yang berlebihan yang mungkin membahayakan tubuh dan kesehatan.

Tahukah Anda bahwa berpuasa ternyata mampu:

1. Menurunkan bobot tubuh


Berkurangnya masukkan energi pada orang berpuasa, membuat tubuh harus mencari sumber energi yang tersimpan di dalamnya, yaitu simpanan lemak dalam tubuh untuk dijadikan sumber energi. Tak heran bila setelah 29-30 hari berpuasa, tubuh akan berubah bentuknya dan berkurang bobotnya hingga sekitar 4 kg.

2. Mencegah terjadinya stroke


Puasa juga dapat mengurangi risiko stroke karena dapat memperbaiki kolesterol darah. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan HDL (high density lipoprotein) dan menurunkan lemak trigliserol (pembentuk kolesterol LDL -low density lipoprotein- yang merusak kesehatan).

3. Menurunkan tekanan darah


Pada mereka yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang dengan kelebihan berat badan, puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun konsultasi dengan dokter ahli tetap harus dilakukan untuk menyesuaikan pemberian obat.

4. Membentuk sel-sel baru


Puasa juga berfungsi untuk menghilangkan sel-sel rusak dalam tubuh. Rasa lapar pada orang berpuasa membuatnya menggerakan organ-organ internal dalam tubuh dan “memakan” sel-sel yang rusak untuk menutupi rasa lapar. Nah, pada saat itu badan akan menggantinya dengan sel-sel baru, sehingga bisa kembali berfungsi dan beraktivitas.

5. Mengurangi risiko diabetes


Bagi orang sehat, berpuasa dapat mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Hal ini terjadi karena pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Dengan pengontrolan gula darah yang baik, akan mencegah penyakit diabetes tipe 2, yang disebabkan harmon insulin tidak sensitif lagi mengontrol gula darah.

Selama Anda sehat dan mampu berpuasa, lakukan ibadah ini dengan sepenuh hati karena selain pahala yang berlipat ganda manfaat kesehatan pun akan Anda dapatkan. Selamat berpuasa ... (Aya/KCM)

Kamis, 31 Mei 2012

Seminar Parenting Nasional

Ayah..Bunda mari
hadiri dan ikuti seminar yang sangat bermanfaat ini bukankah akhlaq putra-putri kita menjadi tanggung jawab kita? tak inginkah kita memiliki anak yg soleh dan sholeha yg kelak akan selalu mendoakan kita ketika kita telah menghadapNya..semoga KETELADANAN ROSULULLOH HIDUP DI JIWA ANAK2 KTA AMIIN...(info dan regestrasi hub: 085841111978)


Sabtu, 05 Mei 2012

Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini serta Pengaruhnya terhadap Tumbuh Kembang Anak


 Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)
Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.

Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak:

Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.

Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003):
1. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
2. Mencegah alergi
3. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
4. Menguatkan tulang
5. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
6. mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).
Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.

 http://parentingislami.wordpress.com

Penyakit Yang Menimpa Perempuan Tidak Berjilbab


 
 
 
Rasulullah bersabda, "Para wanita yang berpakaian tetapi (pada hakikatnya) telanjang, lenggak-lengkok, kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tiada mencium semerbak harumnya (HR. Abu Daud) Rasulullah bersabda, "Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar (jilbab) (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)

Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri-putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun. Dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas. Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakitmilanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da'wahi oleh Rasulullah. Tentang hal ini Allah berfirman:

"Dan ingatlah ketika mereka katakan: Ya Allah andai hal ini (Al-Qur'an) adalah benar dari sisimu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih" ( Q.S. Al-Anfaal:32)

Dan sungguh telah datang azab yang pedih ataupun yang lebihringan dari hal itu, yaitu kanker ganas, dimana kanker itu adalah seganas-ganasnya kanker dari berbagai kanker. Dan penyakit ini merupakan akibat dari sengatan matahari yang mengandung ultraviolet dalam waktu yang panjang disekujur pakaian yang ketat, pakaian pantai (yang biasa dipakai orang-orang kafir ketika di pantai dan berjemur di sana) yang mereka kenakan. Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dan dengan kadar yang berbeda-beda. Yang muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Dan terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan terkadang di daerah sekitar mata; kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, dan menetap di hati serta merusaknya.

Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada dan perut karena adanya dua ginjal, sampai menyebabkan air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini. Dan terkadang juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.

Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari'at. yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena "adzab dunia" seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih. Kemudian, apakah setelah adanya kesaksian dari ilmu pengetahuan kontemporer ini -padahal sudah ada penegasan hukum syari'at yang bijak sejak 14 abad silam- kita akan tetap tidak berpakaian yang baik (jilbab), bahkan malah tetap bertabarruj???


( Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah, Oleh: Muhammad Kamil Abd Al-Shomad )

Jadikan Buah Lemon Itu Minuman yang Manis!

  **

Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan.
Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk
dan berlipat ganda.
Ketika Rasulullah s.a.w. diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk
menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah
negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.
Ahmad ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi
karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu
Taimiyyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak
melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama
bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku
sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia
berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami'ul Ushul dan
an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya
dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu
ia menguasai qiraah sab'ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu
penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang
sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati
meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyiannyanyian
puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap
pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan
saat mendengarnya kembali.
Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang
paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon,
Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah
seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian
tubuhnya yang lain. Ketika disengat kala jengking, ketahuilah bahwa
sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari
bahaya bisa ular.
Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi!
Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan
melati yang harum kepada kami. Dan,
{Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.}
(QS. Al-Baqarah: 216) 

Sebelum terjadi revolusi besar di Perancis, konon negara itu pernah
memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat
optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan
akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala
melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimistis
selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di
langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang
pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam
di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.
Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu.
Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah
harapan, jalan keluar serta pahala.

 

(sumber: Buku Laa Tahzan karya DR. Aidh Al-Qarni)

Renungan

Mahasiswi Terbaik UIN Ternyata Hanya Memiliki Satu Kaki


Bismillah..............

Berbagi inspirasi..^_^

Tentang Seorang Hamba yang Memakai Akalnya Untuk Berfikir, Bukan Untuk Kecewa: Perjalanan Melly Menjadi Mahasiswi Terbaik UIN Meski Hanya Memiliki Satu Kaki.

Oleh Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakuta...n, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] : 155)

Airmata para dosen jatuh. Standing applause di ruang teater Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) membahana. Di antara mereka sampai tidak ada yang sanggup berdiri.

Tiada kebanggaan dimiliki seorang dosen dan keluarga menyaksikan ujian hidup sesosok mahasiswi dengan predikat Indeks Prestasi (IP) tertinggi meski selama bertahun-tahun dihantam keterbatasan.

Sejarah telah tercatat. Melly dianugerahi alumni terbaik FIDKOM 2010 pada saat pelepasan Wisudawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kendati selama ini hidup dengan satu kaki. Sebelah kakinya harus diamputasi setelah penyakit kanker tulang menyerangnya di pertengahan kuliah.

Ya meski begitu, Melly tidak mau menyerah pada kenyataan. Ia mendapat gelar cumlaude jauh di atas para mahasiswa lainnya, termasuk mahasiswa yang kedua kakinya masih lengkap.

Melly akhirnya keluar setelah memberi pidato sambutannya di ruangan teater Profesor Aqib Suminto. Ia dipapah dengan kursi roda. Memang tidak ada lagi gerak enerjiknya, tapi semua mahasiswa UIN mengelu-elukan namanya.

Lebih dari Ahmadinejad ketika mengunjungi UIN Jakarta 2008 silam. Sedangkan beberapa dosen masih terdiam, hanya lelehan air mata turun dari keikhlasan hati melepas Melly dari UIN. Melly tersenyum, tangannya terkepal.

Di hatinya, ia puas berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa jarak antara keterbatasan diri dan kecintaan terhadap ilmu lebih tipis dari kulit bawang!

Perjalanan Awal Melly

Nama aslinya adalah Nurmeilita. Tipikal mahasiswi berkerudung lebar yang tidak percaya bahwa hidup tidak bisa ditaklukan. Bahwa satu-satunya cara menaklukan ketakutan adalah dengan menghadapinya.

Sayyid Quthb berkelamin feminim yang menyatakan lebih baik mati daripada menyerah pada keterbatasan. Namanya kini tertanam pada seluruh mahasiswa FIDKOM. Bahwa Allah, Kita, dan Arti Sebuah Perjuangan adalah keniscayaan.

Alumni salah satu SMA Negeri favorit di Bekasi ini memang unik. Kalau banyak jebolan SMA memilih untuk kuliah di kampus umum, Melly lebih memilih kuliah di UIN. Itupun bukan di Fakultas Kedokteran, Sains, dan MIPA.

Ia memilih jalur Ilmu Dakwah dengan jurusan Konseling Islam. Dengan akal yang masih polos, banyak orang bertanya padanya, “Mau cari mati dengan gaya apa seorang siswa lulusan SMA masuk ke Fakultas Keislaman di UIN yang ketat dalam studi keagamaan. Modal Rohis kuliah di sini belum cukup. Hasan Al Banna bisa menjadi Sartre di UIN.”

Maklum kala itu UIN Jakarta mendapat kekhawatiran tingkat tinggi setelah para mahasiswa jurusan Akidah Filsafat di UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan penistaan terhadap Allah.

Kala itu stigma kampus kami berubah dari Institut Agama Islam Negeri (sebelum menjadi UIN) diplesetkan menjadi “Ingkar Allah Ingkar Nabi”. Cibiran itu terasa betul. Lebih pedas dari cabai rawit sekalipun.

Melly kali pertama masuk UIN Jakarta pada tahun 2004. Memulai karir sebagai mahasiswa semester satu seperti pada umumnya: polos, manut kata senior dan pasrah mengikuti Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa atau Ospek sebagaimana kita mengenalnya).

Saat tiba giliran bagi tiap mahasiswa baru memberikan pandangan tentang jurusan barunya di UIN, Melly tampil memberikan beberapa patah kata. Dari situ orang sudah berkesimpulan bahwa Melly bukan orang sembarangan.

Gaya bicaranya bukan seperti anak SMA. Ia sudah berani membeberkan bahasa-bahasa ilmiah di tiap kalimat pembukanya. Tampaknya ia sadar, ia bukan lagi anak remaja.

Detik-detik Menghadapi Ujian

Setelah berjalan satu tahun kedepan, Melly berkembang menjadi mahasiswi UIN yang berbeda. Kecintaannya terhadap ilmu membawanya menjadi mahasiswi yang melebihi usianya.

Melly seperti bukan mahasiswi UIN berumuran 19 tahun pada umumnya. Kecintaannya terhadap ilmu membuatnya sering terlihat nongkrong di perpustakaan ketimbang menghabiskan waktu di bioskop. Mengutak-atik isi buku tinimbang larut dalam pergaulan semu.

Nilai semester awalnya selalu di atas 3,5. Berkat kecerdasannya, sebagai presiden BEM (Sistem di UIN mengharuskan menyebut pemimpin BEM, dengan sebutan presiden bukan ketua) penulis mengamanahkannya untuk mengisi pos Departemen Keilmuan.

Sebuah departemen yang tentunya terhitung danger bagi tiap-tiap BEM di UIN. Departemen ini harus aktif mengadakan seminar, kuliah umum, pelatihan, hingga diskusi-diskusi mingguan yang temanya pun tidaklah ringan.

Selain tema keIslaman, beberapa kali kajian ini juga membahas tentang Pendekatan Rasional Emotif, Behavioris, hingga Logoterapi. Kami ingin mahasiswa memiliki framework seimbang antara kuat dengan spirit keislaman tapi tidak awam jika suatu saat dihantam oleh gagasan Barat. Dan Melly menikmati itu.

Ia memang sangat menyukai diskusi dengan nalar kritisnya yang tajam. Maklum Melly besar di Lembaga Dakwah Kampus, ia memiliki framework Islam yang cukup kuat untuk tidak begitu saja menerima pandangan di luar Islam.

Waktu berganti waktu hingga kemudian Melly mulai mengidap penyakit misterius. Teman-temannya tidak lagi melihatnya di kampus. Aura tidak sedap mulai meliputi perasaan kami semua. Kabar angin tidak begitu jelas memberitahu di mana keberadaan Melly saat itu.

Hingga kemudian kami mendapat informasi, Melly kini menderita kelumpuhan dalam arti sebenarnya. Ya mahasiswi penikmat panjat gunung itu terbaring tidak bisa kemana-mana.

Kakinya terdiam tak dapat bergerak, sedangkan di dalam kerudungnya kerontokan mulai meliputi mahkotanya satu per satu. Mata kami tercengang mendengar berita menyakitkan itu.

Kawan-kawan kami pun kemudian bergegas mengunjunginya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Setelah membuka pintu kamar, rekan-rekan sekelas Melly menutup mulut kecilnya.

Mereka jatuh haru berderai air mata melihat sosok gadis enerjik dan periang tersebut telah terkulai lemah. Sebagian civitas akademika mahasiswa Konseling Islam tidak mampu berkata apa-apa. Jiwa kami terbungkam.

Melly yang kami kenal sebagai mahasiswi solehah sedang diberi ujian mahadahsyat oleh Allah. Sampai-sampai kami beranggapan inikah akhir dari perjalanan hidup Melly? Melihat beratnya ujian yang ia alami.

Ketegaran Seorang Pecinta Ilmu Yang Pantang Menyerah

Uniknya, keharuan dari para sahabat dengan cepat ia tepis. Melly dengan gaya tomboynya menyadarkan kawan-kawan untuk tidak bersusah payah menangisi dirinya. Melly adalah tipikal wanita tegar, ia benci air mata.

Apalagi sengaja disuguhkan untuk dirinya. Bahkan berkali-kali Melly harus menyadarkan temannya bahwa ia tidak seburuk yang kami perkirakan. Walau Melly sadar betul kankernya bisa merenggut nyawanya sewaktu-waktu. “Tapi sumpah, Mel baik-baik aja kok.” ucapnya menyiratkan ia tidak ingin kita semua larut dalam kesedihan panjang.

Di tengah keterbatasan itu, ada cita-cita yang tidak ikut lumpuh seperti kakinya. Sekalipun kondisinya amat lemah, namun kecintaannya terhadap ilmu membuatnya tetap ingin melanjutkan kuliah.

Meski pada akhirnya, ia harus siap menganggung beban: bolak-balik ke perpus, naik lift dengan kursi roda, mengejar mata kuliah meski harus bertarung dengan harapan! Itu belum dihitung rasa sakitnya. Namun bukan Melly jika menyerah pada kenyataan. Ia telah berikrar untuk tidak menangis.

Keinginan terkuatnya adalah memberikan kado manis kepada Allah dan keluarga tercinta tentang makna terindah seorang pecinta ilmu. Meski tak berapa lama lagi ia hanya memiliki satu kaki. Beberapa kali ia sempat mendiskusikan skripsinya dengan penulis. Kala itu penulis sendiri sudah dalam tingkat akhir menyelesaikan kuliah.

Penulis memang memiliki pengalaman diskusi panjang dengan Melly. Menurut penulis, Melly adalah salah satu mahasiswi yang cukup berani hadir untuk diskusi dengan mahasiswa yang lebih senior.

Tidak hanya di situ, sebelumnya Melly sadar. Ia harus diuji kembali oleh beberapa nilai kuliahnya yang belum ia ambil di semester tujuh. Termasuk mata kuliah lainnya yang mesti mengulang di semester awal. Hingga jika ditotal keseluruhan ada tujuh mata kuliah yang harus ia ambil.

Bayangkan di tengah kondisi kaki tak bisa digerakkan, ia tetap rajin ke kampus menyelesaikan segala kekurangannya. Dan itu benar-benar dilakukannya lebih dari ikhlas, meski jarak Bekasi-Ciputat terlalu jauh bagi seorang perempuan yang diuji dengan keterbatasan.

Namun sekali lagi, kesabaran dan kekuatan memupuskan segala ketakutannya. Melly yakin Allah akan memperlakukannya dengan baik, jika ia selalu berusaha dan berdoa, meski ia kini berkursi roda.

Seiring berjalannya waktu, ujian Allah betul-betul menyentuh titik terlemah tubuhnya. Melly harus menerima kenyataan pahit bahwa dokter pengasuhnya di RSCM memberi tahu sang keluarga bahwa kaki si buah hati harus segera diamputasi.

Dengan penuh ketegaran, Melly memasrahkan dirinya kepada Allah. Aktifis dakwah kampus ini bersiap hidup dengan kaki pincang. Kanker bisa jadi adalah keladi yang menggagalkan kehidupannya. Tapi Melly paham betul bahwa kita harus selalu berbaik sangka kepada Allah. Melly boleh kecewa, tapi tidak untuk kecewa kepada Allah.

Setelah operasi selesai dilaksanakan, Melly sadar dari pembiusannya. Dengan kekuatan mentalnya, ia memberanikan diri mengangkat kepala untuk melihat kakinya. Melly tersenyum meratapi sebelah kakinya telah menghilang.

Namun ia tetap tidak mau menyerah. Bagaimanapun hidup harus terus berlanjut. Tak berapa lama ia kemudian mengerjakan segala tugas kuliah di pembaringan RSCM. Ya tujuh mata kuliah yang belum sempat usai ia ambil, karena keburu menjalani operasi. Semuanya berjalan beriringan di tengah rintihannya menahan rasa sakit pasca operasi.

Setelah semua mata kuliahnya selesai, ujian kembali datang. Ia ingat masih ada satu lagi hutangnya kepada kampus, yakni membuat skripsi. Subhanallah lagi-lagi Melly tak putus asa.

Ia sama sekali tak berniat melempar handuk lalu memilih berkutat dengan rasa sakitnya. Bayangkan Melly pun juga tidak memelas kepada pihak kampus agar ia dibebaskan dari skripsi. Inilah yang melatarbelakangi penulis tidak menyesal memberinya posisi Departemen Keilmuan kepadanya saat penulis menjadi Presiden BEM.

Bahkan di BEM, Melly juga ikut membantu bidang departemen yang lain. Dalam acara training motivasi, safari dakwah, mabit, pelatihan, ta’aruf mahasiswa baru, dan sebagainya. Melly selalu hadir di situ.

Ibarat kata Melly selalu memberi semangat jika BEM kami “kurang darah”. Sampai di situ, kami sama sekali tidak terfikir tentang bakal ujian apa yang akan menimpanya. Tidak ada satupun tanda-tanda mengarah kesana.

Kado Terindah Dari Allah

Akhirnya dengan kerja kerasnya selama ini, Melly berhasil menyelesaikan skripsi dengan baik. Semuanya dilakukan di kasur pembaringan, lengkap dengan rasa sakit yang terus menggerogoti tubunya. Keletihan pasca operasi dan proses menjalani Kemoterapi tiap harinya.

Melly kemudian menjalani Sidang Munaqosyah. Di hadapan para penguji, ia menjelaskan tentang penelitiannya. Dosen tidak merasakan betapa di tengah presentasinya, Melly sebenarnya menahan rasakan sakitnya. Senyum Melly membuat orang lupa bahwa ia masih menjalani Kemoterapi secara intens di RSCM.

Semua keluarga hanya bisa takjub dalam hati betapa Melly begitu trengginas menjawab pertanyaan penguji. Mereka bangga bukan karena Melly adalah mahasiswi pintar, mereka juga bukan bangga karena sang buah hati adalah bidadari cinta yang berhasil bertahan di tengah kondisi tak berperi, tapi mereka bangga telah dikaruniai seorang buah hati yang kuat imannya dan tak pernah sekalipun terlontar dari mulutnya tentang arti kekecewaannya kepada Allah.

Sampai pada waktu setelah selesai sidang, ia tidak sadar bahwa nilai skripsinya tergolong tinggi. Baginya, ia sudah cukup bersyukur dengan bisa menyelesaikan skripsi ini. Namun sapa nyana, logika seorang Melly masih jauh di bawah rencana Allah.

Kejutan itu datang, saat ia diwisuda. Melly mendapat kabar gembira bahwa ia telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai mahasiswa dengan indeks prestasi tertinggi di fakultas (cumlaude) dan berhak atas gelar alumni terbaik.

Ya mahasiswi satu-satunya dalam sejarah UIN yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik meski hanya memiliki satu buah kaki. Satu-satunya mahasiswa yang tidak memberi ruang bagi air mata untuk menyerah.

Melly adalah bukti bahwa tauhid bukan sekedar kata kunci, tapi juga kata kerja. Kerja nyata untuk membangun harapan kepada Allah setelah diuji dengan pemaknaan.

Saya mengucapkan tasbih berkali-kali. Bagaimana mungkin orang yang saya kenal hidup dengan keterbatatsan, meski bolak-balik RSCM-Ciputat untuk Kemotrapi, kendati menahan sakit dalam mengerjakan skripsi, harus tetap semangat walau harapan diguncang kenyataan.

Melly bisa memiliki IP cumlaude dan menduduki peringkat IP tertinggi Se-FIDKOM serta yakin Allah di belakang ini semua. Melly adalah kata. Fragmentasi keterpecahan rasa takut untuk menjadi energi. Jangan pernah katakan tidak pada keterbatasan.

Ketika saya mengkonfirmasi kepada Ketua Jurusan apakah gelar terbaik itu hanyalah kado dari Dekanat atas jerih payahnya selama ini. Ketua Jurusan itu menampik dengan keras. Ia mengatakan bahwa Melly lulus murni, tanpa ada bantuan keringanan nilai atas simpati dosen meski secuil. Subhanallah. Inikah janji Allah atas seorang pecinta ilmu yang mengerahkan segala daya ikhtiarnya hanya kepada Allah.

Kita mungkin kemudian mencoba bertanya, bagaimana dengan masa depan Melly seterusnya. Sebagai seorang wanita, adalah lumrah bahwa mungkin cinta adalah kata yang jauh jika melihat kondisinya.

Saat itu saya membuka HP dan mengirim pesan selamat kepadanya. Saya kemudian malah terkejut saat diberi tahu bahwa ada bonus dari Allah untuk dirinya. Bahwa ternyata ia telah menikah sesaat setelah dirinya diwisuda.

Seorang dosen dari IPB telah berhasil memikat hatinya. Subhanallah dengan kondisi seperti ini, Melly masih sanggup menikah dan yakin bahwa keadilan Allah adalah nyata.

Saya kemudian bertanya-tanya inikah yang dijanjikan Allah tentang orang-orang yang bersabar, tentang kisah orang-orang yang memakai akalnya untuk berfikir, bukan untuk kecewa.

Betatapun Hancurnya Kita, Yakinlah Allah Tetap Bersama Kita.

Ikhwah fillah, ada satu fase dalam hidup kita, betapa kekecewaan bisa menghadapkan kita pada jalan kenistaan. Kadang ujian dan cobaan Allah menjadi buah bibir kita atas sumpah serapah kita kepada Allahuta’ala.

Ikhwah fillah, sadarlah, Allah akan menguji kita di titik terlemah kita. Allah akan menyentuh di bagian terpenting yang menjadi ciri ketidakberdayaan kita. Apakah itu kehilangan anggota tubuh kita, kehilangan fungsi tubuh kita, hingga kehilangan daya tubuh kita.

Namun yakinlah ikhwah jika itu tidak dapat kita tanggulangi dengan hati jernih, bukan tidak mungkin hal itu akan berdampak pada konten yang lebih dalam lagi. Dimulai dengan kehilangan iman kita, kehilangan fungsi iman kita, hingga kehilangan daya iman kita. Namun yakinlah ikhwah, sekalipun Allah menguji di titik terlemah kita, Allah tidak akan tega membiarkan hambaNya sampai betul-betul menjadi lemah.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh [2] : 286)

Ikhwah fillah, sadarkah kita, bahwa Allah sebenarnya punya rencana indah di tengah keterbatasan kita. Buat apa kita kecewa, mengeluh, membenci, toh mengeluh dan kecewa tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kita.

Yang terbaik bagi seorang mukmin ialah selalu beranggapan bahwa ujian pasti akan ada jalan keluarnya, baik yang bersifat jangka pendek maupun panjang.

Salah satu bentuk solusi jangka pendek adalah bahwa kita selalu bersabar dan mendirikan shalat ketika kecewa hadir menyapa kita.

Kita bisa membaca Qur’an dan mentadabburinya, belajar bagaimana perjuangan Rasulullah SAW saat getir-getir menyapanya dalam perjuangan hidup ini. Ingatlah ikhwatifillah sebaik-baiknya kententraman dimulai dari bagaimana kita selalu setia untuk mengingat Allah.

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] : 153)

Sedangkan bentuk jangka panjang itu dimulai dari bagaimana kita selalu menjauhi diri dari kemaksiatan dan bersyukur atas nikmat Allah yang telah turun kepada diri kita. Banyaknya maksiat akan menghalangi masuknya ilmu kedalam hati kita.

Kebeningan hati hanya mungkin dapat ditempuh dengan memperbanyak ingatan kepada Allah SWT. Sementara berdzikir kepada Allah tidak mungkin bisa dilakukan tanpa ada prakondisi sebelumnya. yaitu, adanya kesiapan untuk tunduk dan patuh kepada seluruh perintah dan larangan Allah SWT.

Jangan pernah menyerah ya Ikhwah, betapapun terpuruknya kita, betatapun hancurnya hidup kita, betapapun jauhnya harapan kita, yakinlah ada sebuah Zat yang selalu setia menemani kita: Allohu ma’ ana!

“Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.” (QS. Al Baqarah [2] : 152)

Puncak, 11 Desember 2010, Pukul 02.30.
 
Tulisan asli bisa dilihat di link
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10150264194409796&set=a.314909159795.147953.818269795&type=1&comments&cmntid=10150264204034796&ref=notif&notif_t=comment_mention&theater

Kamis, 19 April 2012

Mencetak Generasi Qurotaayun

QS Al Kahfi 46

Artinya :
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Kamis, 12 April 2012

Sejenak...., Renungan Para Muslimah







Ukhti Al-Muslimah ….. !
Wahai wanita yang tunduk di depan kekafiran, berkata : “Kamu adalah wanita terpelajar. Diantara kami ada seorang dokter, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen yang mengajar di negeri kalian. Islam tak pernah melarang sedikitpun hal itu, tak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan wanita. Senangkah anda pada kami ? Jawaban kami cukup menyitir Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” (QS. Al-Baqorah: 120).

Mereka berkata: “Cukup bagi saya dengan keIslamanmu terbatas pada ibadat ritual semata. Adapun ilmu anda, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan dunia anda, wajiblah kamu mengikuti cara kami (kaum kafir)”

Sungguh telah nyata sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kamu akan mengikuti cara orang-orang sebelummu, sedikit demi sedikit, hingga andaikan mereka memasuki lobang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata : Apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani ?, jawab Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Muslim)

Ukhti Al-Muslimah ……. !
Kamu seharusnya memperhatikan pakaianmu dan berbuat serta wajib memiliki kepribadian Islam sebagaimana apa yang kamu dengar, lihat dan baca (ajaran Islam).

Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair Arab:
“Wahai kamu yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah kamu lakukan. Apakah kamu mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi. Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya, sebab kamu disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.”

Ukhti Al-Muslimah …….. !
Jadikan Khodijah, suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.
Jadikan Aisyah, tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir, suri tauladan anti dalam kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.

Wahai Ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair Arab:
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan, berarti anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.

Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram, ia akan berdaun rindang. Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar berbobot sepanjang masa.”

Ukhti Al-Muslimah …….. !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar ?. Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaanmu terhadap wanita ?. Masihkah kamu temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu ?.

Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekkan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan kamu adalah sebuah barang yang sudah habis masa pakainya ( kata pepatah : habis manis sepah dibuang).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amiin. Wallahu 'Alam


Tatkala Bumi Berguncang & Air Melanda





Hatipun tersentak tak bergeming. bumi digetarkan, air ditumpahkan dari langit dan lautan, dataran diratakan. Ada apa dengan bumi ini!?. Mereka (bumi, langit dan lautan) berkhidmat mentaati perintah Tuhannya Alloh Ta'ala, sebagai cobaan, sebagai peringatan bagi penduduk bumi ini. Tua renta, muda belia, laki-laki, wanita, yang sakit, yang sehat, sipil, polisi sampai tentara, dari penjahat sampai pejabat, dari pendosa sampai alim agama. Hanya dalam sekali hentakan. Sebagai cobaan bagi mereka yang ditinggalkan, sebagai peringatan bagi mereka yang menyaksikan. Allah mempunyai banyak cara untuk mengambil apa yang memang menjadi milik-Nya. Kapanpun Dia mau, siapapun yang Dia inginkan. Tidaklah keadaan kita melainkan hanya menanti giliran. Dan ketika saat itu terjadi, tak ada satu makhlukpun yang dapat lari dari ketentuan-Nya.

Tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana dia akan mati. Sebagaimana tak ada seorangpun yang tahu kemana dia akan kembali. ke neraka tempat siksaan tiada henti? Atau ke surga dalam kenikmatan abadi?

Masa lalu sudah tak akan pernah kembali. Masa depan juga terlalu tak pasti. Hanya hari ini...saat ini....yang masih kita miliki. Semoga Alloh memberikan kesabaran bagi kita dan memberikan ganti yang lebih baik dari yang telah hilang. Semoga Alloh mengampuni semua orang islam yang masih hidup ataupun yang telah tiada.

Saat ini kaum muslimin banyak sekali mendapatkan musibah, mulai dari pembunuhan, pembantaian, hingga gempa bumi yang melanda mulai dari Aceh sampai ke Yogayakarta. Gelombang tsunami yang dasyat pun berlangsung di beberapa daerah, yang telah memakan korban jiwa yang banyak. Innalillahi wainna ilaihi rojiun.

Sebagai saudara sesama muslim kita patut prihatin atas musibah tersebut. Mari, kita menghadapi musuibah ini dengan penuh kesabaran dan bertawakal kepada Allah. Sungguh, Allah ta’ala telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk mereka.
Lalu Alloh membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada mereka. Alloh menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, siapa di antara mereka yang terbaik amalannya. Alloh juga menjadikan iman terhadap qadha dan takdir-Nya sebagai salah satu rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau berdiam di langit dan di bumi, pasti menuruti kehendak dan keinginan Allah Ta’ala.

Lebih jauh lagi, dunia ini sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. .” (QS. Al-Baqarah: 155)

Berbagai musibah diatas adalah batu ujian, untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang salah. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(QS. Al-Ankabut: 2)

Jiwa manusia itu hanya dapat menjadi suci, setelah ditempa. Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. Ibnul Jauzi mengungkapkan:  “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Allah.”

Setiap orang pasti akan merasakan susah, mukmin maupun kafir dimanapun dia berada. Hidup ini memang dibangun di atas berbagai kesulitan dan marabahaya. Maka janganlah seseorang membayangkan bahwa dirinya akan terbebas dari kesusahan dan cobaan.

Cobaan adalah lawan dari tujuan dan memang bertentangan dengan angan-angan dan kesenangan menikmati kelezatan hidup. Setiap orang pasti merasakannya, walau dengan ukuran yang berbeda, sedikit atau banyak. Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya, bukan siksaan. Terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” (QS. Al-A’raaf: 168)

Allah tidak pernah menahan sesuatu untukmu, wahai orang yang tertimpa musibah, melainkan karena Allah akan memberimu sesuatu yang lain. Allah hanya mengujimu, untuk memberikan keselamatan kepadamu. Allah hanya memberimu cobaan, untuk membersihkan dirimu. Selama masih ada umur, rezeki pasti akan datang. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Tidak ada yang melata di bumi ini melainkan rezekinya ada di sisi Allah.” (QS. Huud: 6)

Saad bin Abi Waqqash mengungkapkan: “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab: “Para nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berurut menurut tingkat keshalih-annya. Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringkankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun.” (HR: Al-Bukhari).

Ingatlah wahai saudaraku, Allah tidaklah menghancurkan sebuah umat, kecuali di dalamnya banyak terdapat pelaku maksiat dan sedikit pelaku ketaatan. Dan, adakalanya kemaksiatan yang dilakukan oleh seserang dapat menghancurkan umat seluruhnya, sebagaimana Allah telah menghancukran kaum Tsamud, karena salah seorang dari mreka telah membunuh unta yang dilarang dibunuh. Begitu pula yang terjadi pada Bani Israel, mereka ditimpa musibah penyakit pes yang menyebar karena sebagainnya terjerumus ke dalam perzinaan. Allah Ta’ala berfirman tentang kehancuran umat, yang artinya: "Maka, masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang mengainaya dirinya." (QS. Al-Ankabut: 40)

Mari kita bantu saudara-saudara kita dengan sekuat kemampuan kita, baik dengan menyumbangkan sebagian harta kita,  ataupun mendoakan agar mereka senantiasa diberikan kekuatan, ketabahan serta kesabaran. Amin

Rabu, 11 April 2012

Alif Community Proudly Present



Ikutilah.... PELATIHAN QSHOS 2 (Quantum sholat Holistik)
Dengan Tema "Agar sholat kita benar secara syari'at, khusyu', sehat jasmani & rohani, bermakna serta bermanfa'at Dunia-Akhirat"

Dengan Pemateri: Ust. Abdul Wahab S.H & Ust Ayum Lesmana, S.Pd

dapatkan materi luar biasa seputar:
~ Quantum Pernafasan
~Tafhahum Al-Quran
~ Quantum Wudhu & sholat Nabi Muhammad SAW
~ Fiqh Sholat 4 Madzhab
~keajaiban gerakan sholat & praktek sholat khusyu'

acara akan dilaksanakan pada:
Ahad/Minggu, Tanggal 20 Mei 2012
waktu : 08.00-17.00WIB
tempat: Masjid Taqwa METRO PUSAT

Daftarkan Diri anda dg cara ketik : QSHOS_NAMA_ALAMAT, kirim ke 085769459971
sebelum tanggal 18 mei 2012.
Dengan Kontribusi hanya Rp. 50.000 rupiah, dapatkan fasilitas berupa:

~ Snack, Lunch, sertifikat, Modul Pelatihan, CD (keajaiban wudhu & Quantum gerakan sholat)
Doorprize & ILMU SEPANJANG HAYAT!!

Daftarkan Diri Anda sekarang juga karna peserta terbatas hanya untuk 200 orang!!!!

PELATIHAN Q-SHOS 2 Presented by:

Alif Community (Lampung) & Yayasan Darussalam Indonesia (Jakarta)

Menangisi Kematian Dalam Tinjauan Islam






Dari Jabir bin Abdullah radhiallaahuanhu  ia pernah berkata: Pada peperangan Uhud ayahku terbunuh, akupun menyingkap kain dari wajahnya dan menangis. Orang-orang melarangku namun Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak melarang, kemudian bibiku Fathimah ikut menangis lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: "Engkau tangisi atau tidak malaikat akan terus menaunginya dengan sayap-sayap mereka sampai kalian mengusungnya." (Muttafaq 'alaih).

Kemudian dari Ibnu Umar radhiallaahuanhu diriwayatkan bahwa ia berkata: "Saad bin Ubadah pernah sakit keras. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang menjenguknya bersama Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash serta Abdullah bin Mas'ud radhiallaahu anhu. Ketika beliau masuk Saad sudah dikerubungi keluarganya, beliau lalu bertanya: "Apakah ia sudah tiada?" mereka menjawab: "Belum wahai Rasululloh. "Maka beliaupun menangis dan ketika orang-orang melihat Nabi menangis merekapun menangis. Beliau bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya Alloh itu tidak menyiksa karena tetesan air mata kesedihan hati, tetapi Allah hanya akan menyiksa karena ini, (beliau menunjuk kearah lidahnya) atau Allah akan mengampuninya." (HR. Al-Bukhari)

Sementara itu shahabat Anas bin Malik radhiallaahu anhu juga pernah meriwayatkan ketika putra Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Ibrahim akan meninggal, ia datang menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedangkan Ibrahim nafasnya sudah terengah-engah, maka kedua mata beliaupun berlinang air mata. Dalam riwayat lain disebutkan beliau mengambilnya dan meletakkannya di atas pangkuan sambil berkata: "Wahai anakku! Aku tidak memiliki hak kuasa apapun yang dapat kuberikan kepadamu di sisi Alloh". Melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menangis, Abdurrahman bin Auf dan Anas lalu bertanya: "Wahai Rasululloh mengapa Anda menangis? Bukankah Anda telah melarang menangis?' Beliau menjawab : "Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya tangisan itu adalah rahmat, dan barangsiapa tidak memiliki kasih sayang maka ia tidak mendapatkan kasih sayang", kemudian beliau melanjutkan sabdanya: " Sesungguhnya mata bisa berlinang, hati juga bisa berduka namun kita hanya bisa mengucapkan yang diridhai Rabb kita. Wahai Ibrahim, sungguh kami sangat bermuram durja karena berpisah denganmu." (HR. Al-Bukhari dan Mus-lim)

Dalam riwayat lain Anas menutur-kan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, yang artinya: "Zaid mengambil panji peperangan kaum muslimin kemudian ia terbunuh, lalu panji diambil alih oleh Abdullah bin Rawahah dan iapun terbunuh, kemudian diambil alih lagi oleh Ja'far dan ia juga terbunuh." Kedua mata Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berlinang air mata. Setelah itu panji diambil alih oleh Khalid bin Walid tanpa adanya penyerahan sebelumnya, namun melalui tangannya Alloh Subhannahu wa Ta'ala memberi kemenangan." (HR Al Bukhari).

Dalam riwayat Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa ketika Zainab putri Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat maka sebagian kaum wanita ada yang menangis, maka ketika Umar radhiallaahu anhu mau memukul para wanita itu dengan cemetinya, Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mencegahnya kemudian beliau bersabda, yang artinya: "Sabar wahai Umar! Kemudian kalian semua para wanita hendaklah berhati-hati terhadap teriakan setan!" Beliau lalu melanjutkan sabda-nya, artinya: "Apabila hanya berasal dari mata dan hati maka itu dari Alloh dan merupakan rahmat, namun jika itu dari tangan dan mulut maka ia dari setan." (HR. Ahmad)

Aisyah Radhiallaahu anha pernah meriwayatkan bahwa ketika Sa'ad bin Muadz meninggal, Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar dan Umar melayatnya. Aisyah berkata: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku bisa membedakan antara tangisan Abu Bakar dengan tangisan Umar sementara aku berada di kamarku." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).

Ada riwayat lain tentang kisah meninggalnya putra Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang bernama Ibrahim, yakni sebagaimana disampaikan oleh Asma' binti Yazid Radhiallaahu anha, dia bercerita: "Ketika Ibrahim putra Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam wafat, beliau menangis. Kemudian Abu bakar -atau mungkin Umar- bertanya: "Wahai Rasulullah, Engkau adalah orang yang paling berhak untuk dimuliakan haknya oleh Allah." Maka beliau bersabda: "Mata bisa menangis, hati boleh bersedih, namun kita hanya mengucapkan yang diridhai Ilahi. Kalaulah bukan janji yang benar, tempat kembali yang sempurna dan akherat yang pasti datang setelah berlalunya dunia, pasti kami sudah mendapatkan hal yang paling berat dengan kepergianmu. Sungguh kami amat berduka karenamu." (HR. Ibnu Majah)

Dalil-dalil di atas merupakan alasan bagi mereka yang membolehkan menangis atas orang yang akan meninggal maupun yang telah meninggal. Demikian pendapat madzhab Ahmad bin Hambal dan Abu Hanifah. Sedangkan Imam Syafi'i dan banyak kalangan shahabat melarang menangisi mayit setelah meninggalnya, dan membolehkan menangis ketika belum meninggal. Alasan yang digunakan adalah riwayat Jabir bin Atik radhiallaahu anhu, ketika Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjenguk Abdullah bin Tsabit Radhiallaahu anhu beliau mendapatinya sudah hampir meninggal dunia. Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memanggilnya namun Abdullah sudah tidak menjawab lagi, kemudian beliau mengucap istirja' (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un) seraya bersabda, yang artinya: "Kami terlambat mendatangimu wahai Abu Rabi." Maka kalangan wanitapun menangis, dan Ibnu Atik berusaha untuk mendiamkan mereka, namun Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, artinya: "Biarkan saja mereka. Apabila datang kepastian maka janganlah ada yang menangis lagi." Ibnu Atik bertanya: "Apa kepastian itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Kematian" (HR. Ahmad dan Abu Dawud, hadits ini sesuai lafazh Abu Dawud). Ini menujukkan larangan menangisi orang yang telah meninggal dan kebolehannya sebelun meninggal. Larangan tersebut diperkuat dengan hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya orang meninggal akan tersiksa oleh tangisan keluarganya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kata al-mayit di sini menunjukkan bahwa ia telah meninggal dunia karena orang yang belum meninggal tidak bisa dikatakan sebagai mayit.

Selain itu Ibnu Umar Radhiallaahu anhu juga meriwayatkan bahwa ketika Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang dari Uhud pernah mendengar kalangan wanita dari Bani Asyhal menangisi orang yang meninggal, maka beliau bersabda: "Tetapi Hamzah tidak ada yang menangisinya." Maka datanglah kalangan wanita dari Al-Anshar lalu menangisi Hamzah di sisi Nabi. Maka Rasululloh bangkit dan bersabda, artinya: "Celaka mereka, mengapa mereka menangis di sini, sungguh mereka telah membikin susah diri sendiri. Suruh mereka semua pulang kemudian janganlah mereka menangisi orang yang meninggal setelah hari ini." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Bagaimana kita menyikapi masalah ini?
Kedua pendapat di atas sama-sama menyampaikan dalil dan alasan yang shahih, oleh karena itu kita tetap harus menerimanya tanpa menyalahkan pihak manapun. Mereka adalah para imam mujtahid yang sudah diakui kredibilitasnya. Yang terpenting kita bisa me-nempatkan masalah ini sesuai porsinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya menangisi orang yang meninggal tidaklah mengapa baik itu sebelum meninggal maupun setelahnya dengan syarat bahwa tangisan tersebut masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh syariat. Yaitu tidak disertai dengan teriakan-teriakan atau raungan, ratapan, memukul wajah, merobek pakaian dan sikap-sikap lain yang disebut oleh Nabi berasal dari syetan. Ia hanya sekedar ungkapan rasa sedih dalam hati kemudian diiringi tetesan air mata atau isakan yang tidak ada unsur tidak ridha atau menolak takdir Alloh. Adapun dalil tentang larangan menangis yang dikemukakan kita pahami sebagai larangan dari tangisan yang disertai ratapan serta sikap-sikap sebagaimana yang telah disebutkan. Hal ini juga diperkuat dengan riwayat lain yang menyebutkan bahwa sesungguhnya mayit itu akan tersiksa disebabkan ratapan keluarganya , di samping yang menggunakan lafazh tangisan.

Hanya saja perlu dicatat bahwa kesedihan itu tidaklah diperintahkan meski dibolehkan dan jika kesedihan itu menjurus kepada kelemahan hati dan menjauhkan dari melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya maka ia adalah tercela. Sebaliknya jika kesedihan itu diiringi dengan perbuatan-perbuatan terpuji yang mengandung pahala maka ia menjadi perbuatan terpuji, hanya saja pahala tersebut bukan disebabkan kesedihan itu namun karena perbuatan baik yang ia kerjakan. Dalam banyak ayat Alloh menyuruh kita agar jangan bersedih seperti dalam firman-Nya, yang artinya: "Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya)." (QS.Ali Imran: 139). Dan masih banyak ayat-ayat lain yang senada dengan ayat di atas. Wallahu a'lam.

(Sumber Rujukan: Shohih Bukhori, Musnad Imam Ahmad, dan lain-lain)

Kiamat Sangatlah Dekat dengan Kehidupan ini






Waktu antara diutusnya Nabi kita Muhammad sholallohu alaihi wasalam dengan hari kiamat sangatlah dekat. Demikian pemberitaan dari nabi sendiri, yang menyadarkan kita agar lebih bergegas dan bersiap dalam membawa perbekalan untuk menyongsongnya. Meski banyak yang sepakat bahwa kiamat memang dekat, namun mayoritas kita sering tak sadar atau berpura tak sadar, bahkan larut dalam berbagai perhiasan dunia yang melalaikan.

Sejenak, mari kita kembali membaca dan menyaksikan beberapa bukti konkret tanda kedekatan hari kiamat. Agar hati kembali tersadar bahwa masa itu memang telah dekat, semakin dekat menjelang. Mengakhiri sebuah kehidupan peradaban manusia di dunia menuju sebuah kehidupan panjang, kekal dan abadi. kehidupan akhirat. Sebagai sebuah peringatan yang nyata bagi setiap yang memiliki akal fikiran.
Diantara tanda kiamat yang diberitakan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasalam yang kini telah nyata di depan mata kita adalah " Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya kiamat adalah jika ilmu(agama) diangkat/hilang, kebodohan dikukuhkan , khamr/minuman keras diminum dan perzinaan tampak nyata" (HR Bukari, muslim dan ahmad)

Tanda ini dikategorikan dalam tanda kiamat sughra (kecil) bukan tanda kubra. Namun bukan berarti memberikan kesempatan bagi kita untuk bersantai dan bernafas panjang, dan mengatakan "kiamat masih jauh". Bahkan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita bahwa apa yang diberitakan nabi haq (benar) adanya. Maka kabar-nabi yang lain pun seperti kiamat besar dan syariat yang beliau bawa adalah benar pula adanya. Demikian semestinya seorang muslim berpandangan. Hal yang lain adalah tumbuhnya rasa syukur pada diri kita, karena Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk membenahi lembaran kehidupan kita, menuliskan catatan kebaikan dalam buku kehidupan kita. Masih ada kesempatan untuk bertaubat kepada Allah Yang Ghafuur (Maha pengampun) dan Rahiim (maha pengasih).

Di zaman ini, selaras dengan sabda Nabi semakin minim ilmu dien. Semakin sedikit para penyandang ilmu syar'i yaitu para ulama di muka bumi. Satu demi satu dipanggil oleh Allah ke sisi-Nya. Tak lekang dari ingatan kita meninggalnya para ulama besar Islam beberapa waktu belakangan, seperti Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz, Syaikh Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin. Konsekwensinya, manusia semakin jauh dari agama Islam. Kebodohan pun meraja-lela di seluruh penjuru bumi kecuali yang dirahmati oleh Allah azza wa jalla. Orang pun berbuat sekehendaknya menuruti bujuk rayu syaitan, memperturutkan nafsu syahwat keduniaan.

Layak bila kemudian khamar bertebaran, perzinaan meluas. Khamr dinamai dengan nama yang lain, beragam sesuai kelas pencandunya. Sabu- sabu adalah satu contohnya. Berapa banyak pemuda islam yang mengkonsumsi, meski Cuma sekali-dua kali atau jadi kebutuhan primernya, naudzubillah min dzalik. Khamar kini dijual bebas di berbagai penjuru, di toko, restoran, hotel, klub atau diecerkan di warung-warung kecil. Dulu mungkin orang risih melihatnya, atau yang jual malu dengan orang, namun kini tak ada lagi kata malu dan risih. Orang yang menenggak bir pun kini tak ragu lagi, cuek. orang lain pun tak peduli dan berucap yang penting tidak mengganggu kita. Innalillahi wa inna ilaihi raa jiun

Perzinaan pun kini menyebar. Sarana dan prasarana semakin lengkap, canggih, bebas, dan berkelas-kelas. Begitu mudahnya diperoleh di pelosok-pelosok, di pinggir jalan dan tempat-tempat yang lain. Pergaulan para pemuda pun penuh dengan muatan perzinaan. Muda-mudi bergaul dengan bebasnya, tanpa batas yang jelas. Perzinaan kini terasa menjadi hal yang tidak asing bagi telinga manusia. Untuk selanjutnya menjadi hal yang dilegalkan , naudzubillah. sebaliknya, menjadi hal yang aneh bila ada anak muda yang nikah di masa muda mereka tanpa mau ikut bergaul bebas seperti pemuda yang lain.inilah keadaan memprihatinkan yang dikabarkan oleh rasul kita sebagai salah satu tanda hari kiamat. Suka kah kita dengan kemungkaran yang seperti ini ? bila tidak, mari kita ikut ambil bagian memperbaiki kondisi ini !

Tanda kiamat lain yang diberitakan oleh nabi kita adalah 'tersianya amanah. Ini dalam sabda nabi Muhammad sholallohu alaihi wasalam ketika beliau ditanya  "wahai rasulullah, kapan kiamat itu / rasululah menjawab" jika amanah telah disia-siakan tunggulah datangnya kiamat, orang itu berkata "bagaimana menyia-nyiakannya" nabi bersabda "apabila perkara sudah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat"

Dan ini terjadi ketika kebodohan merata dan menjadi hal yang lumrah.Amanah yang dimaksud diantaranya dalam perkara yang berkaitan dengan agama seperti khilafah, pemerintahan, hukum fatwa dan lain-lain. Mata kepala kita pun menyaksikan dengan jelas realita dari tanda ini. Betapa banyak manusia di zaman ini yang berbicara dan berfatwa tanpa ilmu. Diulama'kan padahal bukan ulama. Dan juga diserahkannya kepemimpinan bukan pada orang yang sesuai sungguh sebuah musibah yang luar biasa. Ini beberapa tanda dari kedekatan hari kiamat, dan memang ia semakin mendekat.

Selasa, 10 April 2012

Bangsaku, Kembalilah Kepada Islam

***

Sejak akhir 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik yang parah. Hanya dalam tempo kurang dari satu tahun nilai rupiah terhadap dollar jatuh hingga 5 sampai 6 kali lipat. Jika kemarin Indonesia sanggup membayar utang luar negeri dalam waktu 20 tahun, berarti sekarang utang itu baru bisa dilunasi seratus tahun lagi! Dua atau tiga generasi mendatang utang itu belum akan terlunasi. Betapa sengsaranya nasib bangsa Indonesia. Dalam kondisi tertekan seperti ini, kebijakan para pemimpin negara berkembang seringkali bersifat pragmatis, yaitu memilih yang paling menguntungkan dirinya sendiri. Akhirnya mereka membebek saja terhadap semua kehendak dan kemauan barat. Hanya sedikit pemimpin yang memiliki karakter, jiwa besar, dan semangat tinggi untuk membawa bangsanya ke arah kemajuan yang tidak berorientasi ke Timur maupun ke Barat. Ia mampu menggelorakan semangat kembali kepada nilai-nilai dasar yang paling asasi, yaitu agama yang dianut dan dipeluknya selama ini.

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya menyatakan bahwa secara psikologis terdapat kecenderungan negara terbelakang meniru apa saja yang datang dari negara yang dianggapnya lebih maju. Dalam konteks sekarang, karena yang dianggap negara maju adalah barat, maka apa saja yang datang dari barat mesti ditiru dan dijadikan model. Dalam perpolitikan misalnya, maka sistem politik yang paling dianggap ideal sekarang ini adalah yang datang dari barat. Akhirnya liberalisme, yang memberi porsi sangat besar kepada individu, menjadi model bagi semua negara berkembang. 'Kebebasan' dalam arti serba-boleh menjadi bagian terpenting dari trend tuntutan mereka di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Begitu juga dalam urusan ekonomi. Liberalisme ekonomi seakan menjadi satu-satunya pilihan, sekalipun negara-negara berkembang kini telah dihajar habis-habisan oleh barat. Bertahun-tahun Indonesia membangun negaranya dengan pengorbanan rakyat yang luar biasa besarnya, tapi hasil pembangunan itu bisa dimusnahkan dalam waktu sekejap saja. Betapa mudahnya barat menghancurkan perekonomian suatu negara. Krisis yang terjadi di Indonesia, selain karena kesalahan dari dalam, tidak lepas dari rekayasa mereka. Tapi dasar nasib negara-negara berkembang yang secara psikologis memiliki mental rendah, maka jiwa budaknya selalu tampil membela tuannya. Biarpun sepatu tuannya sudah menempel di pipinya, mereka masih bertanya, 'apakah sepatu tuan bisa kami bersihkan ?'

Indonesia harus berani bersikap tegas dalam urusan ini. Jangan sampai latah mengikuti barat secara membabi-buta. Yang perlu disadari bahwa peradaban barat itu bukan peradaban dunia. Sejarah barat bukanlah sejarah dunia. Pola pikir dan ideologi barat bukan sumber inspirasi dalam menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Barat mempunyai ideologi, Islam juga punya. Barat memiliki pola pikir dan pola sikap, Islam juga memilikinya. Sikap bangsa Indonesia dalam hal ini seharusnya : Biarkanlah barat hancur dengan ideologinya, sementara kita membangun peradaban dunia dengan nilai-nilai Islam saja. Dengan sikap yang tegas ini, tentu saja Barat tidak suka. Mereka akan berbuat macam-macam untuk membungkam mulut dan mematahkan langkah penentangnya. Mereka akan selalu berusaha membuat citra Indonesia buruk, lalu akan mengisolasi, menjatuhkan sanksi berupa embargo ekonomi, sampai kepada memboikot secara penuh. Mereka juga masih bisa menempuh jalur lebih keras, yakni kekuatan militer, yang tentu saja bisa menghancur-lumatkan sebuah negara berkembang.
Mereka kini telah menguasai hampir seluruh sumber daya yang ada. Ekonomi mereka kuasai secara penuh, informasi ada dalam genggamannya, politik ada di tangannya, demikian juga kekuatan militer. Siapa yang tidak 'keder' menghadapi mereka? Yang diperlukan sekarang ini adalah sosok pemimpin yang memiliki kepribadian utuh dan karakter yang kuat untuk membawa bangsa Indonesia keluar dari krisis tanpa harus membebek kepada barat. Indonesia butuh pemimpin sejenis Ayatullah Khomeini, yang berhasil mengenyahkan dominasi barat dan segenap penguasa-penguasa bonekanya. Indonesia membutuhkan pemimpin sekuat Saddam Hussein, yang mampu bertahan dari berbagai serbuan dan serangan barat, juga membutuhkan orang sejenis Fidel Castro, dan orang-orang yang berkarakter lainnya. Tentu saja bukan dalam arti Khomeini, Sadddam, dan Castro yang otoriter atau diktator, melainkan yang dibutuhkan adalah karakternya yang kuat dan kepribadiannya yang utuh agar bangsa ini menemukan kembali jati dirinya.
Jati diri bangsa Indonesia adalah Islam. Ini yang harus benar-benar dipahami oleh semua unsur bangsa. Sejak Sumpah Pemuda 1928, para pelopor bangsa telah berikrar bahwa bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia. Yang dimaksud di sini adalah Bahasa Melayu, yang notabene adalah simbol dari bahasa ummat Islam. Meski Sumpah Pemuda itu sendiri diikrarkan di tanah Jawa, mengapa mereka tidak menggunakan bahasa Jawa? Karena bahasa Jawa lebih banyak dipengaruhi unsur budaya Hindu, yang mengurangi persamaan derajat, sementara Bahasa Melayu lebih dipengaruhi unsur budaya Islam yang terbuka dan cenderung tidak membeda-bedakan. Karenanya, jika ummat Islam Indonesia kembali kepada Islam, pada dasarnya berarti telah kembali kepada asal yang sejati. Lihatlah perbendaharaan kata atau istilah yang dipakai untuk menamai lembaga-lembaga tertinggi dan tinggi negara. Di sana ada Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, dan sebagainya. Semuanya menggambarkan nilai dan budaya Islam, karena majlis, diwan, maupun mahkamah memang merupakan bahasa Islam.
Kenapa setelah merdeka justru Indonesia berbelok arah, menghadapkan wajah ke barat dan ke timur? Kenapa tidak kembali ke Islam saja? "Kebajikan itu bukannya kamu menghadapkan wajah ke barat atau ke timur, tetapi al-birr itu siapa yang beriman kepada Allah, kepada hari akhir, kepada malaikat-Nya, dan kepada nabi-nabi..." (QS al-Baqarah: 177). Setelah lima puluh tahun merdeka, ternyata bangsa Indonesia masih harus terus-menerus melakukan coba-coba dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Masih tengok kanan tengok kiri mencari alternatif terbaik untuk membawa bangsa ini menuju cita-cita bersama. Dua pemimpin terdahulu bangsa Indonesia, Soekarno dan Soeharto, sama saja. Soekarno menengok ke timur (RRC) yang komunis, Soeharto ke barat.

Yang lebih parah lagi, kehidupan beragama menjadi begitu tertekan. Agama telah disejajarkan dengan nasionalisme dan komunisme. Lahirnya faham Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme) pada jaman Soekarno menjadikan kehidupan beragama meredup, bagai lentera yang kehabisan sumbu. Akhir dari episode itu adalah tumbangnya rezim Soekarno. Kemarahan rakyat tidak lagi bisa dibendung. Mereka menuntut agar Soekarno diadili di meja hijau dan semua harta kekayaannya dibekukan. Akhirnya Soekarno meninggal dunia semasa dalam tahanan atau isolasi, sebelum proses pengadilan itu sendiri berlangsung. Hal yang hampir sama terjadi pada saat ini, di mana Soeharto telah dipaksa mundur dan kekayaannya diusut. Hanya saja Soeharto masih hidup, dan tidak dalam tahanan. Antara Soekarno dan Soeharto mempunyai kesamaan nasib. Keduanya sama-sama diturunkan rakyat dari kursi kepresidenannya. Bedanya, Soekarno turun karena suatu 'revolusi', sedangkan Soeharto turun karena 'reformasi'.

Yang patut disesalkan, kenapa pada waktu revolusi dahulu, ketika terjadi pergantian pemimpin negara dari Soekarno ke Soeharto tidak terjadi revolusi ideologi. Sebab ideologi itu sendiri patut dipertanyakan bila pencetusnya sudah melanggar atau melenceng dari padanya, dan bahkan ingin mengubahnya. Hasil perenungannya itu bisa saja salah, karena manusia memang tidak lepas dari kesalahan. Tampilnya Soeharto ternyata mengulangi kesalahan yang sama. Ia tetap akan membungkus ideologi dunia yang lain dengan ideologi lokal hasil perenungan orang yang telah dinyatakan melenceng tersebut. Malah ternyata Soeharto bertindak lebih keras dan kejam lagi. Ada pemaksanaan secara sistematis untuk menjadikan ideologi itu sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk berorganisasi dan melakukan apa saja. Lahirlah P4 untuk masyarakat umum, dan pelajaran PMP untuk para pelajar di sekolah. Hal ini merupakan pemaksaan yang sangat sistematis dan rapi. Entah berapa biaya dan tenaga yang telah diboroskan untuk proyek besar yang mubazir ini, sampai-sampai ada biro khusus, malah terakhir ada menteri khusus untuk menanganinya. Asas tunggal yang dipaksakan ini telah membawa korban yang sangat besar dari ummat Islam.

Timbullah berbagai penolakan yang ujung-ujungnya adalah peristiwa tragis di Tanjung Priok, Jakarta. Beberapa organisasi Islam yang besar ikut-ikutan pecah. Demikian pula tokoh-tokoh ummat. Ada yang menerima, ada sebagian menolak. Mereka yang tidak menerima akan dicap ekstrem, fundamentalis, yang karenanya berhak dimusnahkan dari negara republik ini. Ada yang mereka lupakan, bahwa negara ini bukan milik seseorang. Negara ini tidak diwariskan dari nenek moyang mereka. Negara ini adalah bagian dari buminya Allah. Allah-lah yang paling berhak menempatkan seseorang di bagian bumi mana pun, di perut perempuan mana pun ia dikandung. Allah yang mempunyai hak penuh tentang hal ini. Oleh karenanya, Dia-lah yang mestinya ditanya, apakah orang-orang yang tidak menerima ideologi tertentu itu tidak berhak hidup di bumi-Nya? Jika tidak berhak, kirim saja ke neraka. Jika berhak, kenapa harus dikejar-kejar, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh? Ini suatu kezhaliman yang di luar batas kemanusiaaan. Orang-orang yang menolak semua ideologi buatan manusia, dan hanya mau menerima ajaran Alllah swt adalah orang yang paling berhak hidup di bumi, dan tentu saja yang paling berhak hidup di negeri ini. Merekalah orang-orang shalih yang kehadirannya ke dunia berperan untuk memakmurkan bumi, mensejahterakan alam, dan menegakkan sistem keadilan. Mereka berpihak kepada Allah, kepada hukum-Nya, dan kepada sistem kehidupan yang telah diciptakan-Nya.

Selama ini dikesankan bila orang mendasarkan perjuangannya kepada agama dicap sebagai SARA, sementara yang mendasarkan perjuangannya pada ideologi nasionalisme dianggap pejuang. Ini merupakan sikap yang sangat diskriminatif. Rupanya hal ini merupakan strategi rezim lama untuk meminggirkan peran ummat Islam di gelanggang nasional. Sekarang, apa hasilnya setelah Soeharto memaksakan kehendaknya dengan keharusan semua pihak untuk menerima asas tunggal? Dapatkah dengan pemaksaan seperti ini menjamin terpeliharanya integrasi nasional? Buktinya masalah Priok, Lampung dan Aceh masih belum selesai. Buktinya sampai sekarang masalah Timor Timur belum tuntas. Buktinya telah terjadi berbagai kerusuhan-kerusahan yang susul-menyusul di berbagai penjuru tanah air ini. Kenapa demikian? Karena Pancasila yang dijadikan landasan oleh rezim Soeharto tidak lain dari utak-atiknya sendiri. Ia, dengan dibantu para penasihatnya menafsirkan Pancasila tidak keluar dari dua ideologi besar, yaitu liberalisme dan sosialisme. Ada semacam sinkritisme ideologi, di mana Soeharto menerapkan liberalisme dalam ekonomi, sementara dalam politik ia tetap menggunakan cara-cara pendahulunya, yaitu sistem sosialisme. Dengan cara itu, rezim Soeharto mengontrol semua pusat-pusat kekuatan politik, sekaligus menguasai pilar-pilar ekonomi, yang dibangun atas dasar korupsi, kolusi dan kronisme. Ternyata apa yang dibangunnya selama ini telah menghancurkan dirinya sendiri. Tembok yang dibangun kuat-kuat itu telah menimpa dirinya sendiri.
Kini era reformasi telah datang, Soeharto juga sudah lengser atau bahkan longsor. Pertanyaannya, apakah kita akan tetap mengulangi kesalahan yang sama, yaitu hanya mengganti pemimpinnya saja? Jika jawaban kita "ya", sebaiknya kita ucapkan selamat tinggal pada reformasi. Percuma saja perjuangan reformasi itu, sebab dalam waktu dekat mereka yang menggantikannya akan mengulangi hal yang sama. Kita tinggal menunggu kapan saatnya bangsa ini hancur untuk ke sekian kalinya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India